TOKOH-TOKOH:
DARKONIA
DJIBRIL
SANG MANUSIA
BALTASAR
SANG CAHAYA I
SANG CAHAYA II
SOSOK HILANG
SANG SESAT I
SANG SESAT II
ORANG I
ORANG II
BABAK I
Sesosok
lelaki Di tengah panggung. Wajahnya penuh dengan warna kesesatan. Mengarahkan
pandangan dengan tatapan hendak menerkam mangsanya. Sebuah meja, di atasnya
sebuah kitab, Laptop dan LCD proyektor. Sebuah tong
berisi bayi di salah satu titik panggung.
DARKONIA
Telah beribu-ribu
purnama cinta terantai oleh dosa. Telah berjuta-juta detak langit terlindas
gelimang darah. Dan waktu tercerabut dari sang khalik. Telah berlimpah-limpah
airmata memuai menjadi nisan, menjadi monumen kesedihan yang purba. Kematian dan kekalahan memenjarakan detak
nafas sang rahim zaman. Dan kemuliaan... kini terpahat dalam jantungku..
(berdiri meraih janin yang berlumuran darah
di dalam tempayan) Kebenaran,.. adalah anak haram yang tak akan pernah
dilahirkan
Baltasar....
Baltasar
memasuki panggung.
DARKONIA
Laporkan hasil kerja
para prajurit sepanjang seratus menit terakhir
BALTASAR
baik yang mulia.
Baltasar
memasukkan Flash disk ke dalam Laptop. Proyektor menampilkan gambar Seseorang
mati terbunuh..
BALTASAR
Di negara kawasan
selatan Asisten III komandan Brigade pencabut nyawa berhasil membujuk seorang
istri menikam suaminya ketika sedang buang air besar(mengganti gambar proyektor, layar menampilkan dua orang berpakaian rapi
sedang transaksi uang) Di negara bagian timur asisten I komandan Brigade keserakahan
tanpa perlu bersusah payah berhasil merayu seorang penegak hukum menerima suap
dari koruptor. (Mengganti gambar
proyektor, layar menampilkan gambar sesosok banci yang tengah melirik sesuatu
di balik celananya dengan ekspresi gembira) di negara bagian barat asisten
VII komandan brigade kelamin dengan
mudahnya membujuk seorang waria untuk menghilangkan alat vitalnya. (Mengganti gambar proyektor, layar
menampilkan gambar seorang anak kecil yang menangis sedih) di negara bagian
utara asisten V komandan brigade pencabulan berhasil membujuk seorang kakek
berusia tujuh puluh tahun memperkosa gadis kecil berumur tujuh tahun..
DARKONIA
Dunia kegelapan,..
bukan milik neraka saja. Perlahan-lahan aku telah berhasil menciptakan dinasti
kegelapan kedua di atas bumi. Tanah, air, udara dan cakrawala, semuanya tunduk
di bawah telapak kaki ku. Akulah sang penguasa akhir zaman.
BALTASAR
Tidak sesulit yang
dibayangkan sebelumnya yang mulia.
Ketika zaman beranjak tua manusia semakin mudah disesatkan. Bahkan, tanpa
campur tangan kita mereka telah memilih menjadi sesat.
DARKONIA
Bangunlah, bangunlah
rumah ibadah semegah dan sebanyak mungkin, bangunlah monumen-monumen kematian
itu. Yang pasti hati kalian akan selalu terjebak dalam cengkramanku. Lakukan
kembali pengawasan,. Dan segera laporkan padaku bila ada
keberhasilan-keberhasilan baru yang mengejutkan.
BALTASAR
Dengan senang hati
yang mulia (mengambil Flash disk dan
segera berlalu dari panggung)
Sang
sesat II memasuki panggung sambil
memapah sang sesat I yang lemah sekarat.
Mereka berjalan sambil tergopoh.
SANG
SESAT I
Yang mulia,.. yang
mulia... jantungku... jantungku hangus terpanggang.
SANG
SESAT II
Kilatan petir yang
dahsyat menghanguskan jantungnya yang mulia
SANG
SESAT I
Ampun yang mulia,
untuk kabar yang mengejutkan ini. Kabar duka bagi kerajaan kita.
DARKONIA
Apa gerangan kabar
yang bisa menggentarkan tahtaku?
SANG
SESAT II
Perisai-perisai
logam yang memayungi kerajaan jebol yang mulia..
DARKONIA
Kenapa sampai
begitu?
SANG
SESAT I
Masih simpang siur
yang mulia..
SANG
SESAT II
Ini bencana,.. ini
bencana... kerajaan kita bisa hancur
DARKONIA
Hancur katamu? Baca
kembali kitab kegelapan pasal 23 ayat I dan II, laksanakan!!
SANG
SESAT II
(membuka kitab di atas meja lalu membacanya)
Pasal 23 ayat I:
rezim kegelapan tak akan pernah bisa dikalahkan. Pasal 23 ayat II: Jika
terdapat pihak yang coba-coba ingin mengalahkan rezim kegelapan mohon ricek
kembali ayat I.
DARKONIA
Jangan mengada-ada,
periksa kembali jangan-jangan ada beberapa mantra yang luput difungsikan.
Bagaimana dengan mantra empat mata angin?
SANG
SESAT I
Tentu yang mulia,
mantra itu tak pernah luput kami gumamkan ketika matahari mulai nampak.
DARKONIA
Atau jangan-jangan
ada dari kita yang berkhianat dan membocorkan kode password pintu gerbang
kepada musuh.
SANG
SESAT II
Ampun yang mulia.
Tapi menurut saya tidak ada prajurit yang lancang melakukan itu.
DARKONIA
Lalu kenapa perisai
bisa sampai jebol?
SANG
SESAT I
Saya merasakan ada
aura kegelapan yang begitu dahsyat sedang mengintai dan hendak menyerang
kerajaan kita.
DARKONIA
Kekuatan yang
dahsyat?,, dari mana asalnya aura yang dahsyat itu?.
SANG
SESAT II
Indera ke sepuluhku
mengatakan kekuatan yang besar itu berasal dari bumi.
DARKONIA
Dari bumi? Planet
yang lemah itu? jangan bercanda, dugaanmu itu terlalu berlebihan.
SANG
SESAT II
Tidak yang mulia.
Indera ke sepuluhku tak pernah gagal membaca segala jenis aura. Kekuatan itu
berasal dari penghuni-penghuni bumi. Berasal dari manusia..
DARKONIA
Kurang ajar! Manusia
katamu?, jangan sampai kita kecolongan!!, ilmu-ilmu kegelapan yang kita ajarkan
kepada mereka, jangan sampai disalah gunakan untuk menyerang balik kerajaan
kita. Benar-benar kurangajar, tak tahu malu, tak tahu diuntung!
SANG
SESAT I
Maaf yang mulia,
dalam kitab kegelapan memang dijelaskan kalau tak ada kode etik dalam praktek
kejahatan, jadi kita tak bisa menyalahkan mereka..
DARKONIA
Diam !!! ini tak
bisa dibiarkan, aku harus bertemu dengan Jibril. Sampaikan undanganku
untuknya..
SANG
SESAT I, II
Baik yang
mulia..
BABAK II
Djibril memasuki panggung. Sang Cahaya I dan II mengikutinya dari belakang, berjalan pelan
mendekati tempayan.
DJIBRIL
Akulah kesucian yang
terlahir berabad-abad silam. Akulah anak tunggal keabadian yang terpahat pada
dinding kehidupan. Oleh nafasku, kebenaran akan mekar dan terajut di seantero
semesta. Atas nama seluruh mahluk bumi, atas nama sang perajut cinta
bertumbuhlah dan biarkan kelopakmu menerbitkan pelangi.
SANG
CAHAYA I
Tanah yang memutih,
hati yang bening
Air yang menyala, nadi
yang membara.
Bunga yang mekar,
jiwa yang menggema
Bangkitlah wahai
penunggu-penunggu nisan
Bangkitlah,
bangkitlah dari sang lelap
SANG
CAHAYA II
Pulanglah pada
matahari, pulanglah pada kerinduan sang bunda, pulanglah.. pulanglah pada
cinta. (ketiga perempuan memejamkan mata
berdoa, sementara sebatang lilin menyala di tangannya, Sosok Hilang memasuki
panggung, seluruh tubuhnya berbalut perban, berjalan tertatih, langkahnya berat)
SOSOK
HILANG
Kelahiran,
kehidupan, kematian (mengulang
berkali-kali) biadab, ini lingkaran setan!, jiwa-jiwa yang luka, hati hati
yang patah, iman-iman yang gelisah, doa-doa yang tumbang, aksara-aksara yang
menangis (semakin rapuh berkata-kata)
memanggang jiwaku, membakar tubuhku, mesias... teteskan,...teteskan.. gerimismu
di dalam rahimku.. jika..jika...jika engkau memang ada...
DJIBRIL
Wahai jiwa-jiwa yang
luka, hati hati yang patah, iman-iman yang gelisah, doa-doa yang tumbang,
aksara-aksara yang menangis, kepadamu kusajikan akad cinta dariNya
SOSOK
HILANG
Dari siapa?
DJIBRIL
DariNya
SOSOK
HILANG
Siapa dia?
SANG
CAHAYA II
Sang Bapa
SANG
CAHAYA I
Sang mesias..
DJIBRIL
Terimalah Surat
cinta terpanjang dariNya (menyodorkan
sebuah kitab, Sosok Hilang
menggenggam kitab dengan tangisan yang membahagiakan)
BABAK III
Darkonia
duduk di tahtanya dengan perasaan gelisah. Ia mengepulkan rokok dengan gelagat
bimbang, geram, tak percaya. Baltasar memasuki panggung.
BALTASAR
Tamunya sudah datang
yang mulia
DARKONIA
Suruh masuk (Djibril masuk)
DJIBRIL
Dan akhirnya si
sombong itu mau juga mengundangku ke sini
DARKONIA
Dunia selalu berada
dalam ketegangan antara kau dan aku. Kita saling membagi dunia. gelap terang,
baik buruk, hitam putih, hanya dua sisi mata uang. Yang berhak memperebutkan
bumi hanya kita. Mahluk hidup adalah aksesoris yang tak pernah lebih dari
serpihan debu. Tapi kini ada pihak lain yang mengancam posisi kita. Ini tidak
bisa dibiarkan.
DJIBRIL
Siapa dia?
DARKONIA
Dia,..(ragu mengatakan, namun tak ada pilihan)
Dia.. Namanya, Manusia.
DJIBRIL
Takdir tlah mengungkungmu.
Sebelum laut bersahabat dengan airmata ketakutan telah secerdik bayangan. Kau
selamanya tak akan bisa mengelak pada binasa. Adam, Hawa, bahkan mesias pernah
kau cobai. Dan Manusia, mahluk tak berwarna itu, kini membuatmu gelisah.
DARKONIA
Semua ini kubangun
dengan susah payah. Dengan keringat dan darah. Tak akan kubiarkan satu mahluk
pun merampas tahtaku! Tidak kau,.. tidak juga manusia!
DJIBRIL
Semakin renta, kau
semakin lucu saja,..mana mungkin aku berminat dengan kursi tahtamu yang kotor
itu. Ingatlah, masa itu telah dekat, setiap bait-bait puisi kan memudar, setiap
detak nafas kan berpulang untuk diadili. Ketika jiwa bercampur dengan
ketamakan, nafsu menjelma menjadi kebenaran, dan ketika kebenaran tak lagi
mempunyai warna. Peperangan, perselisihan, ketakutan, saling bunuh, adalah
keniscayaan. Kau, sang sutradara yang licik..
DARKONIA
Dan Manusia, adalah
aktor dan aktris yang tak lagi patuh pada sang sutradara,.. Negeri-negeri yang
memuja nafsu, telah menjadi nafsu itu sendiri. Aku hanyalah tamu, aku sang
penguasa hanyalah tamu, tamu di setiap penjuru negeri..
DJIBRIL
Serahkan tanah
kekuasaanmu padaku..
DARKONIA
Sampai langit
runtuh, sampai laut menjadi linangan darah, aku tak akan pernah berkompromi
denganmu..
DJIBRIL
Serahkan padaku
sesuatu yang bukan menjadi hakmu
DARKONIA
(murka)
Jangan pernah
berharap!! (Darkonia dan Djibril saling
bersahutan dengan kata-kata yang sama)
Sang
Manusia, Orang I dan Orang II mendadak masuk.
SANG
MANUSIA
Diam!!, Simpan saja
omongkosong kalian di dunia omongkosong!! Lumpuhkan mereka!
ORANG
I, II
Beres Bos!!
(kedua orang itu menyerang Darkonia dan
Djibril dengan buas, mereka terkapar tak berdaya, sang manusia menaiki tahta
Darkonia lalu meliuk-liukkan tubuhnya dengan liar, orang I dan Orang II menggumam-gumam
dengan buas, Sang manusia meloncat dari atas meja)
SANG
MANUSIA
Bawa mereka ke dalam
kurungan..(orang I dan II menyeret
Darkonia dan Djibril keluar panggung)
BABAK IV
Sang
Manusia memasuki panggung. Orang I dan Orang II mengikutinya dari belakang
dengan perangai bodoh.
SANG
MANUSIA
Hei,
kau..merunduk,.. kalian tidak boleh melebihi tinggi tubuhku..mengerti?
ORANG
I
Tapi kita kan sama?,
sama-sama manusia...
ORANG
II
Iya.. sama-sama
manusia
SANG
MANUSIA
Sekarang aku yang
berkuasa. Kalian bawahanku. Mau tahu kenapa? karena koleksi dosa kalian tak
sebanding dengan jumlah yang telah berhasil kukoleksi selama ini. Aku pernah
membunuh, mencuri, merampok, memerkosa, mengkorupsi uang negara, menghamili
istri orang, dan lain sejenisnya. Apa dosa kamu?
ORANG
I
Memukul anak kecil
sampai menangis..
SANG
MANUSIA
Kamu?
ORANG
II
Badusta pa Mama
SANG
MANUSIA
(tertawa terbahak-bahak) Kau dan kau, CEMEN!!!!
(kembali terbahak, ia kemudian duduk di
tahta Darkonia, raut wajahnya bengis, orang I dan II memijat-mijat pahanya)
Namaku manusia,
lahir sejak dosa masih dalam kandungan, aku, akulah yang melahirkan dosa, apa?
Iblis katamu? bukan, samasekali bukan, dosa telah memilih aku sebagai pemegang
hak cipta istimewa atas dirinya. Pekerjaanku? Sangat beragam, aku manusia
multitalent, tergantung pesanan, dan tergantung mood, kata Darwin aku adalah
hewan paling cerdas di muka bumi, aku tersinggung!!,.. apalagi dengan rekayasa
murahan yang mengatakan kalau nenek moyangku adalah monyet. Apa aku mirip
monyet?
ORANG
I
Tidak yang mulia,..
yang mulia sedikit lebih ganteng
SANG
MANUSIA
(tertawa terbahak)
seret kemari dua mahluk keparat itu (orang
I dan orang II menyeret Djibril dan Darkonia yang tampak lusuh dan lemah, mulut
mereka tersumpal lakban, mereka terkulai lemah sambil berlutut di tengah
panggung, Sang Manusia mendekati lalu mencengkram rambut keduanya) Kau..
sang penguasa kesesatan,. Lihatlah dirimu yang menyedihkan ini, lemah dan tak
berdaya, dekil dan kotor, sekarang,.. jabatanmu aku ambil alih, akulah sang
kesesatan itu. Dan kau sang pembawa berita kemuliaan, lihatlah dirimu, begitu
tolol dan menjijikan. Sekarang citramu aku ambil alih, akulah sang kemuliaan
itu. Mulai saat ini tak ada kerajaan surga, tak ada lagi kerajaan neraka,
sekarang hanya ada satu kerajaan, kerajaan itu adalah, kerajaan manusia...(tertawa terbahak, orang I dan orang II
ikut-ikutan tertawa, Sang Manusia menaiki punggung orang I dan orang II)
mari, kita kabarkan ke seluruh penjuru semesta, keperkasaan kerajaan
manusia,...
Sang Manusia, Orang
I, dan Orang II meninggalkan panggung sambil tertawa bangga.
SELESAI
Cat: mementaskan naskah drama ini harus seizin penulis.
0 komentar:
Posting Komentar